Kecipir |
Kecipir adalah tumbuhan merambat anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Pucuk dan polong mudanya dimanfaatkan sebagai sayuran. Di Sumatera dikenal sebagai kacang botol atau kacang belingbing (pantai barat Sumatera, dan Mnk., dan kacang embing (Palembang). Nama-nama lainnya adalah jaat (Sd.); cipir, cicipir, kěcipir (Jw.); kělongkang (Bl.), serta biraro (Manado, Ternate); kacang botor, k. botol, dan k. kumbotor (Ptk.). Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Winged bean, Winged pea, Four-angled bean (mengacu pada bentuk buahnya); namun juga dinamai Goa bean dan Asparagus pea.
Kegunaan
Biji kecipir, tua, tidak dimasak Nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi 1.711 kJ (409 kcal)
Karbohidrat 41.7 g
Kegunaan
Biji kecipir, tua, tidak dimasak Nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi 1.711 kJ (409 kcal)
Karbohidrat 41.7 g
Serat pangan 25.9 g
Lemak 16.3 g
tak jenuh 2.3 g
tak jenuh tunggal 6 g
tak jenuh majemuk 4.3 g
Protein 29.65 g
Thiamine (Vit. B1) 1.03 mg (79%)
Riboflavin (Vit. B2) 0.45 mg (30%)
Niacin (Vit. B3) 3.09 mg (21%)
Asam Pantothenat (B5) 0.795 mg (16%)
Vitamin B6 0.175 mg (13%)
Folat (Vit. B9) 45 μg (11%)
Kalsium 440 mg (44%)
Besi 13.44 mg (108%)
Magnesium 179 mg (48%)
Mangan 3.721 mg (186%)
Fosfor 451 mg (64%)
Kalium 977 mg (21%)
Natrium 38 mg (2%)
Seng 4.48 mg (45%)
Entri pada USDA Database
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
Sumber: Data Nutrisi USDA
Polong kecipir muda siap disayur.
Di Indonesia, kecipir umumnya ditanam untuk diambil buahnya yang muda, yang beserta pucuk dan daun-daun yang muda biasanya direbus untuk dijadikan penganan (misalnya untuk lalap, pecal, atau urap) atau dicampurkan ke dalam sayur. Menurut Rumphius, umbi akarnya dapat dimakan setelah direbus, namun umbi ini harus dipanen sebelum buah kecipirnya menjadi tua. Rasa umbinya ini mirip dengan bengkuang. Biji-bijinya yang tua (Sd. botor, Jw. cipir) dimakan sebagai kacang-kacangan setelah disangrai terlebih dulu.
Daunnya berkhasiat obat. Ekstrak daun kecipir pada masa lalu digunakan untuk mengobati mata yang bengkak dan sakit telinga. Daun kecipir yang diremas dan dicampur adas pulasari digunakan sebagai obat bisul. Biji dan daun mengandung flavonoid, saponin, dan tanin.
Kecipir tergolong tumbuhan penutup tanah dan pupuk hijau efektif karena pertumbuhannya sangat cepat dan termasuk sebagai pengikat nitrogen dari udara yang paling baik. Dalam budidaya, tidak diperlukan sama sekali pemupukan N.
Protein 29.65 g
Thiamine (Vit. B1) 1.03 mg (79%)
Riboflavin (Vit. B2) 0.45 mg (30%)
Niacin (Vit. B3) 3.09 mg (21%)
Asam Pantothenat (B5) 0.795 mg (16%)
Vitamin B6 0.175 mg (13%)
Folat (Vit. B9) 45 μg (11%)
Kalsium 440 mg (44%)
Besi 13.44 mg (108%)
Magnesium 179 mg (48%)
Mangan 3.721 mg (186%)
Fosfor 451 mg (64%)
Kalium 977 mg (21%)
Natrium 38 mg (2%)
Seng 4.48 mg (45%)
Entri pada USDA Database
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
Sumber: Data Nutrisi USDA
Polong kecipir muda siap disayur.
Di Indonesia, kecipir umumnya ditanam untuk diambil buahnya yang muda, yang beserta pucuk dan daun-daun yang muda biasanya direbus untuk dijadikan penganan (misalnya untuk lalap, pecal, atau urap) atau dicampurkan ke dalam sayur. Menurut Rumphius, umbi akarnya dapat dimakan setelah direbus, namun umbi ini harus dipanen sebelum buah kecipirnya menjadi tua. Rasa umbinya ini mirip dengan bengkuang. Biji-bijinya yang tua (Sd. botor, Jw. cipir) dimakan sebagai kacang-kacangan setelah disangrai terlebih dulu.
Daunnya berkhasiat obat. Ekstrak daun kecipir pada masa lalu digunakan untuk mengobati mata yang bengkak dan sakit telinga. Daun kecipir yang diremas dan dicampur adas pulasari digunakan sebagai obat bisul. Biji dan daun mengandung flavonoid, saponin, dan tanin.
Kecipir tergolong tumbuhan penutup tanah dan pupuk hijau efektif karena pertumbuhannya sangat cepat dan termasuk sebagai pengikat nitrogen dari udara yang paling baik. Dalam budidaya, tidak diperlukan sama sekali pemupukan N.
Komentar
Posting Komentar